Selasa, Juni 01, 2010

"Walaupun" bukan "Karena"

Lelah berjalan dari satu horizon ke horizon yang lain. Ia ingin mencari cara, menemukan mantera agar dapat menghidupkan kembali kekasihnya yang telah mati. Ia merasa separuh kehidupannya hilang. Apa pun yang terjadi dan sejauh apapun ia melangkah, ia akan lakukan. Sebab, ia begitu yakin akan bertemu seorang mahaguru yang mau mengajarkan kesaktian itu. Ia terus mencari.

Tibalah ia disebuah rumah yang lebih tepat menyerupai kuil. Hidup sebuah keluarga pendeta baik hati. Ia begitu menghormati tamunya, apa yang ia miliki ia suguhkan. Karena baginya membuat orang lain senang adalah puncak pengabdian menebar kasih sayang. Pendeta juga menyediakan untuk Lelaki itu sebuah kamar terbaik dan dipersilahkan untuk menginap hingga ia merasa siap melanjutkan perjalanannya kembali.

Pada suatu hari, lelaki ini dipersilahkan menyantap makan pagi, pendeta itu menunggui lelaki itu tanpa menyentuh satu jenis makananpun. Seolah seperti pelayan yang menyuguhkan makanan kepada majikannya. Ketika datang anak pendeta itu dan menyerobot sepotong daging ayam bakar lalu memakannya. Kontan saja pendeta itu marah karena tak senang dengan perbuatan anaknya. Diikatlah kedua tangan dan kakinya dan dilemparkan kedalam pembakaran api, terbakarlah sekujur tubuh anaknya hingga hancur menjadi abu.

Lelaki itu terkejut dan mendadak memuntahkan makanan yg dihidangkan padanya. "Kau kejam sekali, aku tidak sudi menyantap makanan yg dihidang orang kejam sepertimu". Lelaki itu kecewa dengan kekejaman pendeta itu. Lalu pendeta itu meyakinkan lelaki itu untuk tidak marah. Ia berjanji nanti malam akan menghidupkan anaknya yang telah menjadi abu. Benar saja, tepatnya ketika malam telah larut lelaki itu mengambil kitab yang ia simpan dibawah tempat tidurnya, seperti mengcap mantera ia baca seluruh isi buku itu dihadapan abu tempat membakar anaknya. Saat pagi tiba, dihadapan pendeta itu menjelmalah seorang anak laki-laki yang ternyata anak pendeta yang kemarin ia bakar. Tubuhnya pulih seperti sedia kala dan dalam keadaan tidur terlentang dihadapannya.

Muncul niat dihati lelaki itu untuk mencuri kitab yang dibaca pendeta tadi malam, ia akan baca dihadapan tulang belulang kekasihnya. Harapan kekasih hati hidup kembali sudah ada didepan mata. (To be continue) 087772888080

Tidak ada komentar:

Posting Komentar