Selasa, Januari 12, 2010

RUANG KOSONG



Kalau Pasha ungu mengajukan pertanyaan "pernah kah kau merasa dirimu hampa? atau pernahkah kau merasa hatimu kosong? pertanyaan ini bukan untuk kita jawab, tapi pertanyaan itu lebih kepada curahan hati Pasha tentang bagaimana kekosongan hati dan kehampaan jiwa. Lalu kita mengimajinasi dengan perasaan hampa dan kosong yang pernah kita rasakan. Lalu bayangkan!

Tulisan ini tidak bermaksud untuk mengajukan pertanyaan semacam itu. Tapi lebih kepada ungkapan perasaan hati tentang kondisi ruangan yang kosong. Saat satu artikel saya rampungkan siang tadi, saya beranjak ke ruang tamu, dan mendapati ruangan depan kantor kosong, lengang dan sepi. Terfikir untuk mengabadikan ruangan yang biasanya ramai untuk bergosip ria. Disanalah kabar terbaru tentang kasus century biasa kami obrolkan. Tidak terpengaruh, baik ditemani segelas kopi atau tidak, obrolan semacam itu biasanya tetap hangat. Kadang memanas karena dibumbui tentang kabar terkini celebrity.


Mengapa saat melihat ruangan kosong itu imaginasiku justeru malah ke makanan. Gerem asem? ya menu makanan itu yang tiba-tiba terlintas di otak kiriku. Eiiit tunggu dulu, tentunya tidak sembarangan gerem asem, tapi gerem asem masakan mang Fudel. Hehehe jadi teringat dua minggu lalu saat rasa ini benar-benar tergerak untuk menyantap gerem asem. Karena tidak sabarnya, saya menginspeksi beberapa rumah makan di Serang yang menjual gerem asem. oh ya..gerem asem itu menu masakan dari daging bebek yang dibumbui cabe, asem jawa, bawang dan lain-lain. Cara masaknya sederhana, hanya di beri kuah. tapi rasanya wuhaaaaaaah bisa dibayangkan.


Kembali ke soal hunting ke restoran bebek. Siang itu praktis tiga restoran di jam makan siang. Tapi satupun tak ada yang cocok. makan siang di tiga restoran ternyata membuat hati kosong dan hampa...karena gerem asemnya tak sesuai selera. Untuk kepentingan politik, restoran mana saja tidak perlu disebutkan. Soal nama mang Fudel mohon izin di gunakan. Jika ada kesamaan cerita dan nama harap di maafkan, anggap saja cerita ini hanya fiktif belaka. hehehehehehe.

Akhirnya Menu Gerem Asem di malam harinya baru di dapatkan, tepat malam harinya tujuh porsi gerem asem diantar mang Fudel. Nah yang ini baru selera. upsss apa hubungannya judul Ruang kosong dengan Gerem asem mang Fudel? Tentu saja secara sekilas tidak ada hubungannya. Tapi secara subtansial berhubungan...tapi dimananya? hehehhee Rahasia

Minggu, Januari 10, 2010

BERTERIAK MEMBUNUH KARAKTER

Berteriak = Membunuh Karakter ! Mau Bukti ?Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.

Inilah yang mereka lakukan, dengan tujuannya supaya pohon itu mati.Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari.

Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.Kalau diperhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh.

Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya. Akibatnya, dalam waktu singkat, makhluk hidup itu akan mati.Nah, sekarang, Yang jelas dan perlu diingat bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda? orang dikeliling anda atau siapapun?Ayo cepat ! cepetaaaaaan !Dasar lelet ! Kayak keong aja lu !Bego banget sih ! Begitu aja nggak bisa dikerjakan ?Jangan main-main disini !Berisiiiiiiiiiik ! diem, diem,diem ! aaaaah! Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati? suami/istri seperti kamu nggak tahu diri ! ngaca dong ngaca !Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa ! bisanya Cuma minta,minta dan minta !Aduuuuh, perempuan / laki kampungan banget siiiih !? gak makan sekolahan apa ?!

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya :Goblok, soal mudah begitu aja nggak bisa ngerkain! Kapan kamu jadi pinter ?!Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal :?Eh tahu nggak ?! Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku nggak bakal nyesel! Ada banyak yang bisa gantiin kamu !Sial ! Kerja gini nggak becus ? Ngapain gue gaji elu ?Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai.

Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan -lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan KitaDalam kehidupan sehari-hari. Teriakan, hanya di berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, benar?Nah, mengapa orang yang marah dan emosional mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka dekat bahkan hanya bisa dihitung dalam centimeter? Pada realitanya, meskipun secara fisik dekat tapi sebenarnya hati begitu jauh.

Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak! Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi karena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.Jadi mulai sekarang Jika Kita tetap ingin roh pada orang yang Kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Dengan berteriak kepada orang lain ada dua kemungkinan balasan yang Kita akan terima. Kita akan dijauhi atau Kita akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya

Jumat, Januari 08, 2010

DARI SENAYAN CITY

Kemarin hari padat mengajar, serak dan susah bernafas pagi harinya. Kemungkinan tersangkanya bukan cuma tereak-tereak di depan mahasiswa kemarin penyebab seraknya. Perjalanan Jakarta - Banten twoways tanpa di balut jaket di bus AC juga memberi kontribusi.

Lupakan, nanti juga berangsur pulih. Pagi ini pagi yang sangat menyenangkan, meskipun belum patut diri (mandi, sarapan dan aktivitas lainnya) setidaknya dua buku telah membuat hidupku makin bergairah. My life my secret biografi KD, dan Thinkertoys Michael Michalko.

Kedua buku itu adalah buah tangan dari TGA Senayan City kemarin.

Benar, kemarin kayak ABG nongkrong di senayan city, yang jelas meeting lho bukan bener2 nongkrong.

Dua buku ini seakan resep obat, by chance aku beli dan kulahap habis sejak tadi malam.

Ingin ku tebas waktu sejak di perjalanan. Bukan apa-apa, hasrat segera merobek sampul lalu mengeja kata demi kata di kedua buku itu pemicunya. Tepat sepertiga malam kembali ke peraduan, tanpa tunggu lama kusibak lembar demi lembar. Begitu banyak pengalaman berharga dari KD yg ia bagi di buku setebal lebih dari 400 halaman ini.

Habis tak tersisa selembarpun pengalaman KD aku baca, ada dua orang hebat setidaknya yang selalu ia sebut dalam buku itu, mamanya dan Anang suaminya. Dan satu yang paling berpengaruh dalam mencabik-cabik hatinya adalah gosip dari tabloid atau infotainment. Sungguh negeri ini dipenuhi oleh manusia tukang gosip dan dijejali urusan privasi orang yang makin telanjang.

Buku kedua Thinkertoys, memang baru seperlima halaman, tapi aku tertarik dengan pengumpamaan dua watak manusia. Anak kucing dan anak monyet, anak kucing kalau punya masalah dan butuh pertolongan dia mengeong sampai ibunya datang. Mengatasi masalah dengan berisik, mengeong sana mengeong sini. Berbeda dengan anak monyet yang jika dia menghadapi ancaman dan masalah, lompat sana, lompat sini mencari ibunya. Hehehehhe kita tipe anak kucing atau anak monyet ya? Suka-suka deh...

Selasa, Januari 05, 2010

TAMAN DEMOKRASI


Dari ketinggian gedung ini saya mencoba mengamati sebuah altar yang sedang dibangun entah dengan demokratis atau tidak. Yang jelas panggung itu diberi nama "panggung demokrasi". Kalau mau demo ya di panggung itu. Kalau mau menyampaiakn aspirasi prosedur tetapnya nanti di panggung itu juga.


Unik juga ya, ada ruang yang di siapkan untuk menyampaikan aspirasi secara tidak prosedural. Bukankah itu sama halnya dengan telah menyiapkan suatu situasi akan adanya kemandegan komunikasi antara DPRD dan masyarakat? sampai-sampai sudah disiapkan panggungnya. Bukankah komunikasi dengan wakil rakyat yang paling mudah justeru harus dijamin. Bukan menyiapkan perangkat kerasnya, tapi sistemnya yang lebih penting. Tapi sudahlah, mungkin memang secara jujur kita mengakui adanya kebebalan sistemik sistem komunikasi demokrasi.

Tidak peduli berapa biaya untuk membangun panggung demokrasi itu sebenarnya, tapi bagusnya panggung itu tak usah digunakan jika komunikasi rakyat dan wakilnya berjalan dengan efektif. atau justeru panggung itu akan antree karena fakta kebebalan itu benar-benar terjadi...kita lihat lagi nanti.

HIKAYAT MARTABAK SPECIAL

Di sebuah komplek perumahan PNS tinggallah empat orang
anak, sebut saja namanya Lalas Simalas, Eep Episien, Ran
Aturan, dan Aam Amtenar.

Suatu hari, Ibu-ibu mereka sepakat untuk makan martabak.
Karena itu setiap ibu menyuruh anaknya beli martabak dan
membekali mereka masing-masing dengan uang Rp. 50.000,-.

Lalas dari awal sebenarnya tidak begitu selera dengan
martabak. Dia lebih suka KFC atau McDi. Tapi karena
didesak-desak ibunya, ketika sudah cukup malam akhirnya
dia keluar juga, namun sayangnya semua penjual martabak
sudah kehabisan. Akhirnya dia pulang dan mengembalikan
uang Rp. 45.000. Dia hanya pakai Rp. 5000 untuk sekali
naik ojeg pp.

Eep sudah tahu martabak special yang sangat enak di warung
dekat pasar. Harganya Rp. 25.000. Ongkos ojeg ke sana
pulang pergi Rp. 5000,- Eep memutuskan naik sepeda, beli
martabak special, kemudian menyerahkan martabak special
itu ke ibunya beserta uang kembalian Rp. 25.000,-

Ran Aturan tahu martabak special harganya cuma Rp. 25.000.
Tapi daripada uangnya sisa banyak, dia gunakan sekalian
untuk beli bakso dan es campur kesukaannya di warung
sebelah martabak, sambil nunggu martabaknya jadi. Dia
hanya minta agar bonnya disatukan dengan martabaknya.
Pulang ke ibunya, dia serahkan martabak special dan uang
kembalian Rp. 5000,- Katanya harga martabaknya Rp.
40.000. Kemudian di dapur dia berbagi bakso + es
campurnya dengan adiknya.

Aam sebenarnya juga sudah tahu warung martabak special
itu. Namun dia perlu pergi beberapa kali. Yang pertama
katanya buat survei untuk membandingkan berbagai jenis
martabak yang ada di pasar. Pulang laporan dulu. Lalu
pergi lagi untuk memastikan spesifikasi dan harganya.
Pulang laporan lagi. Baru ketiga kalinya dia pergi untuk
membeli martabak itu. Kali ini ia minta ditemani adiknya.
Dia bagian beli, adiknya bagian yang membawa.
Masing-masing sewa ojeg sendiri. Total dia perlu sewa
ojeg empat kali pp. Ketika dia pulang ke ibunya, dia
hanya menyerahkan martabak biasa yang Rp. 10.000-an.
Tidak ada uang kembalian karena tiap kali naik ojeg
katanya habis Rp. 10.000.

Keempat anak itu tidak tahu, kalau ibu-ibu mereka sering
ketemu dalam arisan. Jadi ibu-ibu itu tahu berapa harga
martabak special atau tarif ojeg yang riel. Apa komentar
ibu-ibu mereka?

Ibunya Lalas (bernada kesal): Anakku ini jika sudah punya
prinsip, susah. Bakatnya jadi demonstran.

Ibunya Eep: Anakku gak bakat jadi birokrat, jadi PNS-pun
sepertinya susah. Ntah mau jadi apa dia ?

Ibunya Ran: Anakku berbakat jadi birokrat. Dapat meraih
target dan masih untung lagi.

Ibunya Aam: Oh Anakku lebih berbakat jadi birokrat. Daya
serap anggarannya 100%!

Tiga puluh tahun kemudian:

Menteri Keuangan mengeluhkan daya serap APBN Kabupaten Anu
yang bupatinya adalah Lalas. Sudah November, ada proyek
infrastruktur di sana yang belum juga dimulai. Konon
karena kemauan bupati yang aktivis suatu parpol ini
berseberangan dengan DPRD yang didominasi parpol lain.

Eep jadi pengusaha sukses. Dia sempat menjadi salah satu
pembayar pajak terbesar. Meskipun krisis ekonomi melanda,
perusahaan Eep tetap bertahan karena efisien. Ketika ada
Pilkada, Eep diminta maju oleh banyak orang sebagai calon
independen, dan terpilih. Akhirnya Eep dikenal orang
sebagai Bupati yang gigih melakukan reformasi birokrasi.
Pemerintahannya bergaya enterpreneur, pelayanannya prima
dan index pembangunan manusia di daerahnya meningkat
pesat.

Ran juga menjadi bupati di suatu daerah, tetapi sepertinya
index pembangunan manusia selama pemerintahannya masih
seperti tiga puluh tahun yang lalu. Yang berubah cuma
rumah Ran yang kini tampak megah, mobilnya yang mewah dan
dan anak-anaknya yang bisa kuliah di Luar Negeri.

Aam jadi bupati juga, setelah sebelumnya lama jadi
birokrat. Tetapi kemudian ia berurusan dengan KPK, karena
selama jadi birokrat biasa memarkup anggaran, seakan-akan
seisi dunia tutup mata.

Senin, Januari 04, 2010

MIMPI LELAKI RAPUH

Tidur, Cintaku, tidurlah tenang. Ingin kubisikkan ke mimpimu kisah dari seserpih waktu, tentang seorang lelaki rapuh yang hidup berpijak mimpi. Bayangkan dirimu berbaring telentang di tanah lapang, di atas rerumputan, tengadah ke bintang-bintang. Pandangilah seksama bintang berserakan nun jauh di angkasa kelam, tatap dan jangan dulu mengerjap, biarkan serbuk cahayanya mengendap di genangan malam, mengendap ke matamu yang menyimpan kilau danau berpalung dalam, lalu katupkan pelupukmu perlahan. Biarkan bencah-bencah cahaya itu menyelinap bagai kenangan, meresap ke serat-serat sanubari dan merekah sebagai kelopak-kelopak mimpi.

Lalu jangan menangis saat kau dengar dalam bisikku, kisah lelaki rapuh yang kini tak punya pijakan itu. Ia berlari kesana kemari dalam cercaan telah melakukan kedzaliman. Diantara serpihan harapan yang ia pungut dari waktu kewaktu, ia mengendus bau busuk yang tak pernah bisa dihindarkan. Baju tipisnya tak mampu menahan laju angin semakin dingin. sorot matanya meredup menahan kantuk yang tak terelakan. Perutnya perih menahan sakit akibat injakan. Matanya merah menahan tangis yang tak mungkin ia curahkan. terisak hanya terisak.

Suatu waktu nanti, ketika aku dan kau sudah tak ada lagi, kisah yang kusampaikan padamu ini akan tinggal abadi. Gemanya akan terus ditimang angkasa yang tenang, lalu kata demi kata akan turun dengan setiap pundi embun, disaring kupu-kupu putih dan kuning, diresapkan ke daun-daun, dan terajut pada setiap helai lumut. Dan manakala kisaran sang waktu sampai di satu noktah, di mana bertemu awal dan akhir langkah, kisah ini akan bersemi kembali, kelak ditemu anak-cucu dalam bentuknya yang baru. Dan akan selalu begitu, Cintaku. Selalu.

Sabtu, Januari 02, 2010

RESOLUSI

Ketika almanak berganti, tentu kita tak harus mengganti lembaran hidup, menghapusnya atau merobek-robek kenangan yang telah begitu banyak tertulis. Mungkin cukup meneguhkan arah, kemana hidup akan digerakkan.

Meski tak harus merubah, namun berefleksi menjadi sangat berarti. Dipenghujung 2009 kali ini, saya bertemu dengan seorang lelaki muda yang praktis membuat hidup ini kembali bergairah. Ternyata selama ini begitu picik hidup saya terjemahkan. Tanpa inovasi dan juga tanpa gairah.

Berangkat tidur di jam yang sama, bangun pun demikian. Jalan-jalan yang saya lalui tak jauh berbeda, Rangkasbitung, petir, tol serang timur, pancoran, paling berbeda sedikit ke stasiun Tanah Abang dan Kota. Hmmmmm...ku tambah rute hidupku, tahun 2010 setidaknya harus makin dinamis, menembus rute-rute tak biasa. Meskipun sama ke Serang, tapi paling tidak melewati jalur Pandeglang. Meskipun sama ke Jakarta, tapi tempuhlah dengan kendaraan umum. Lebih banyak bertemu bermacam-macam karakter manusia dan lebih banyak belajar dengan keadaan.

Kucoba hidup baru, dengan rute dan harapan baru...

TENTANG FACEBOOK

Saat keputusan diambil, sekian banyak resiko menghadang, setiap menghadapi resiko HARUS ADA KEBARANIAN merasakan perihnya luka.

Aku jadi teringat saat aku menerima telpon atau menelpon orang baik disekelilingku, perasaan hati ingin berbagi luka itu. karena selalu saja luka itu ingin aku bagi.

Aku juga ingat saat sungguh aku ingin membagi dan membagi, karena diubun-ubun terasa sedikit lega jika semua itu aku bagi.

Untung aku mendadak sadar, bahwa saat aku membagi luka, sesungguhnya aku tengah menggali luka baru, yah...luka baru yang bisa saja meradang.

Hingga akhirnya kutemukan facebook sebagai tempat baru, disitu kubagi luka....meski menuai salah faham sekian banyak teman baik. karena aku tak jujur tengah membagi luka. bahkan seakan menebar kata dan tangis sehingga aku mendapat sejumput belas kasih.

Aku berjumpa teman baik di facebook, banyaaak sekali.....karena didunia ini bisa terjadi fantasmagoria, sesuatu datang begitu cepat dan hilang juga begitu cepat. saat aku menghadapi hidup dalam kesendirian, aku merasa facebook satu-satunya penghibur luka itu, dia bisa seperti ibu dalam kesepianku, dia bisa seperti adik dalam keceriaanku, dia bisa seperti pelawak dalam kesedihanku, kadang dia seperti ustad dalam kekosongan hatiku. juga tak kalah, ada yang seperti musuh dengan keras menghinaku.

Aku menjelma diri dalam kesendirian lalu merubah pena menjadi satu-satunya alat membuat hidup ini berguna. ditengah aku harus mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk hanya sekedar melanjutkan hidup. awalnya agar aku tidak terhina, akhirnya aku berfikir bahwa sisa umurku ini hanya untuk mengisi waktu hingga pada akhirnya aku mati....dan mengubur mimpi-mimpi yang tidak pernah terwujud. aku benar-benar menjadi manusia rapuh.

aku menyimpan sekian nama dalam kehidupan fantasmagoria ini,harus aku tulis sebab mereka telah terlibat dalam aliran kesedihan, bersama dalam tetesan air mata yang pernah juga terpaksa mengalir. Mereka juga pernah menjadi teman saat tulisan kebimbangan aku buat dalam status cengengku.

thanks to

Hamami Nata :

comment dan status ente membuat aku memiliki teman diskusi serius. yang lebih asyik, kita bisa mengerjakan assignment di facebook juga janjian lunch. ....hehehehe

Kusuma Nirmala :

comment dan status ente yang pendek mengundang penasaran, dan kadang aku harus mengoreksi sebab sering berfikir apa ada yang salah pada diriku, ente berperan menjadi seperti seorang ayah selama ini untukku)

Ruli Renata :

(comment dan statusmu selalu membuat hidup ini terasa optimis, meski kadang lo nggak pernah serius nanggepin gw saat bener-bener serius, tapi you are my best young brother)

Iful Akbar:
aku masih ingat dengan status facebook pertama yang ente copas dan itu yang membuat saya merasa bergairah menjadi facebooker, jujur status itu terinspirasi dari perjalanan Santiago yang membuat aku sepertinya nggak boleh menyerah meski telah terpuruk sekalipun)

Hera Belinda :

Teh aku merasa punya kakak yang terus menasehati dan menyemangati, aku tidak terlalu ingat kapan kita menjadi teman dalam facebook, tapi yang aku ingat pada saat aku buat status soal cumi alot sepulang dari sebuah acara pelatihan di Anyer. dalam rekam jejak facebook statusku teteh adalah pengawas acara kuliner dan berburu menu baru gang sepang. hahahaaha lucu juga ya dunia maya....

Bunda Aci:

sama bunda,saya juga nggak ingat sejak kapan kita menjadi teman di facebook, yang paling aku ingat adalah ketika kita terlibat pembicaraan tentang saling bersaudara. dan menghargai pertemanan. thanks Bund.....meski kami gang Sepang baru mencicipi kue coklat yang dikirim pak Hamami ke saya pada saat kami rapat beberapa bulan yang lalu. Bunda memang ibu yang kompak dan baik....kami doakan bisnis bunda berkah dan terus maju

Rizti Tierenda:

sampai MPS tidak aktif lagi di facebook Rizti yang sering memberi tahu, saya terkesan ketika Rizti add MPS. Kata Rizti Bunda yang merecomend, jujur comment - Comment Rizti bagi saya seperti suplement untuk membuat saya menghargai harta yang tersisa, yakni menulis. setiap Rizti memuji saya menjadi merasa apa yang saya tulis berguna, lalu aku menulis dan menulis lagi.

Rabistina N Ratih:

yang satu ini memang jarang comment, tapi terakhir aku masih ingat bahwa Ra masih berusaha menyemangati diri untuk menyelesaikan skripsi.....aku merasa harus mendoakan semoga ga males-malesa........ingat pesenku: "skripsi yang bagus adalah yang selesai". Dan jangan lupa sudah banyak yang ngantri tuh...jangan kelamaan skripsinya