Selasa, Oktober 27, 2009

SUMPAH PEMUDA




Dulu bisa Mengapa sekarang tidak? tak henti-hentinya aku menanyakan ini. Sepertinya sejarah bergerak mundur, dulu begitu mudah seseorang menanggalkan perbedaan simbol dan anutan demi tujuan yang lebih subtansial. Hari ini segalanya menjadi lebih simbolik, masa bodoh dengan subtansi, yang penting kami berbeda. Bangga dengan perbedaan yang meruncing menjadi perpecahan.

Lalu apa gunanya kita merayakan "Sumpah Pemuda" jika isinya saja sedang kita telanjangi. Pesannya sedang kita kangkangi. Kita menari dengan bangganya dengan wajah marah, menampilkan keangkuhan warna-warna kelompok. "Ini kami disini, anda bukan kami dan maka disana saja". Lupa bahwa perbedaan yang kita sandang adalah bentuk keragaman yang saling melengkap, ibarat jari-jari tangan yang komplementer, ibarat bunga-bunga di taman, warna-warni semakin indah semakin banyak corak.

Hakekatnya kita adalah bagian yang satu, tak perlu bersumpah karena kita tak bisa lepas dari kebersamaan. Egoisme menjadikan kita mengubur fungsi-fungsi humanitas. Kita hidup dibumi yang sama, yang anda pijak adalah bumi yang saya pun menginjakkan kaki disitu. Udara yang mereka hirup juga udara yang sedang kita bernafas dengannya. Kita sama-sama .....ya tak perlu bersumpah lagi.

Keep It Simple Stupid (KISS)

Keep It Simple Stupid (KISS) adalah slogan untuk menghargai indahnya berpikir sederhana. Boleh jadi ‘berpikir sederhana’ menjadi lebih sulit dibandingkan ‘ berpikir rumit’. Berpikir sederhana memerlukan ‘keberanian’, pemahaman terhadap masalah yang lebih baik, dan kreatifitas tinggi. Kebanyakan orang dilatih di sekolah untuk menjadi semakin canggih, dan berpikir dengan cara yang semakin rumit.

Keep It Simple Stupid (KISS) pertamakali saya kenal dari kuliah professor saya tentang seni dalam berperang. Designer Pesawat tempur yang baik semestinya bisa membuat solusi yang sederhana, elegan, dan tetap fungsional. Solusi sederhana ini seringkali tampak bodoh, tidak asyik, anak kecil juga bisa, padahal untuk menemukannya dibutuhkan keberanian dan kreatifitas tinggi. Misalnya, pesawat apakah yang akan Anda desain untuk bisa terbang berhari-hari pada tempat yang sangat tinggi dan bisa terus pada posisi tertentu? Jangan berpikir rumit. Jawabannya adalah : balon udara. Biasanya begitu mendengar kata pesawat terbang maka dalam benak kita akan muncul bentuk benda bersayap dengan mesin yang canggih. Kita cenderung mengabaikan bahwa balon udara juga sebuah bentuk pesawat terbang, mungkin karena teknologinya sudah kuno.

Seringkali dalam memberikan konsultasi dalam sebuah rapat strategi politik, saya menghadapi kesulitan ketika menawarkan solusi yang sederhana. Klien cenderung senang dengan solusi yang canggih, rumit, futuristik, dan mahal. Padahal dengan solusi sederhana sudah bisa memenuhi kebutuhan klien. Kalau cuma seperti itu sih solusinya, ngapain saya menyewa konsultan? Kan nilai proyeknya mahal nih, masak cuma begini solusinya? Begitulah kira-kira yang sering terjadi. Memberikan solusi yang sederhana memang memerlukan keberanian hati, dan tentu argumen yang lebih kuat.

KISS (Keep It Simple Stupid)

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam satu kasus di bawah ini :

Bolpen Luar Angkasa

Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol, karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia ?. Mereka menggunakan pensil!.