Selasa, Oktober 27, 2009
SUMPAH PEMUDA
Dulu bisa Mengapa sekarang tidak? tak henti-hentinya aku menanyakan ini. Sepertinya sejarah bergerak mundur, dulu begitu mudah seseorang menanggalkan perbedaan simbol dan anutan demi tujuan yang lebih subtansial. Hari ini segalanya menjadi lebih simbolik, masa bodoh dengan subtansi, yang penting kami berbeda. Bangga dengan perbedaan yang meruncing menjadi perpecahan.
Lalu apa gunanya kita merayakan "Sumpah Pemuda" jika isinya saja sedang kita telanjangi. Pesannya sedang kita kangkangi. Kita menari dengan bangganya dengan wajah marah, menampilkan keangkuhan warna-warna kelompok. "Ini kami disini, anda bukan kami dan maka disana saja". Lupa bahwa perbedaan yang kita sandang adalah bentuk keragaman yang saling melengkap, ibarat jari-jari tangan yang komplementer, ibarat bunga-bunga di taman, warna-warni semakin indah semakin banyak corak.
Hakekatnya kita adalah bagian yang satu, tak perlu bersumpah karena kita tak bisa lepas dari kebersamaan. Egoisme menjadikan kita mengubur fungsi-fungsi humanitas. Kita hidup dibumi yang sama, yang anda pijak adalah bumi yang saya pun menginjakkan kaki disitu. Udara yang mereka hirup juga udara yang sedang kita bernafas dengannya. Kita sama-sama .....ya tak perlu bersumpah lagi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar