"Tugas ini begitu berharga" fikirku, siapa menyangka saya dilibatkan dalam penyambutan kedatangan orang nomor satu di Paman Syam. Sungguh sebuah kehormatan, sebab beberapa perjalanan, saya yang ditugaskan untuk mengantarkannya. Wah lumayan neh sambil improve english, hitung-hitung native speaker. Rupanya memang benar apa kata orang, Barack Obama memang pribadi yang menyenangkan. Tutur katanya sopan dan begitu ramah.
Sebagai rakyat biasa tentu bukan hal yang mudah berbicara dengan orang sehebat Barack Obama. Detak jantungku selalu meningkat tajam setiap hendak memulai berbicara. "Tapi tak boleh gugup, ini tugas yang begitu mulia, kesempatan berharga yang tidak setiap orang miliki, aku harus serius menjalankannya".
Perjalanan dimulai, Pertama beliau mengajak saya untuk berbelanja ke sebuah Mall di Jakarta. "Fitron, antar saya untuk membeli pakaian ganti, istri saya lupa menyiapkannya semalam" ungkapnya. Dengan senang hati saya antar beliau. Disinilah repotnya menjadi orang terkenal, baru masuk loby Mall sudah disambut kerumunan pembeli yang tadinya sibuk memilih belanjaan. Ada yang mengajak berfoto, bersalaman hingga minta tanda tangan. Entah mengapa Obama meminta saya mengantar sendirian, ia tidak membawa serta pengawal pribadinya. Serbuan para penggemar cukup merepotkan saya, hingga saya harus memberikan Obama beberapa lembar tissue, untuk menyeka keringatnya. Hingga dengan bantuan SPG dan petugas security akhirnya kami mendapatkan 5 pasang setelan jas dan 2 kaos oblong santai serta celana pendek.
Hari pertama yang melelahkan, untuk esok harinya Obama mengajakku ke Rangkasbitung, beliau tertarik dengan Negeri Multatuli. Saya heran begitu detil ia tahu kisah Saija Adinda, begitu fenomenalkah karya Multatuli itu. Hingga tidak terasa ketika aku mencoba membunuh semua tanya akan begitu luasnya pengetahuan Presiden kulit hitam ini, tanpa terasa kami telah sampai di Pandeglang. Itu kami ketahui saat seisi mobil terbangun karena hentakkan keras roda mobil yang kami tumpangi terus menerus mengerem karena di hadang lubang jalan dan beberapa kali terpaksa masuk lubang karena sulit menghindar. "Wah Pandeglang" fikirku, sebelum Obama menanyakan kami sudah sampai di mana, saya beri tahu kalau kita baru sampai di negeri sejuta Santri, "sebentar lagi" saya menghibur. Obama mengangguk dan untuk beberapa saat akhirnya tertidur lagi karena telah masuk ke Rangkasbitung yang jalanannya cukup halus.
Tibalah kami di Pendopo Bupati, "Mr Obama mari kita ke pendopo, itu white house kalau di USA" saya menerangkan. Obama mengagumi alun-alun dan pendopo, "belanda hebat sekali dalam penataan kota dan arsitek bangunan ya Fit" kata Obama. " Tidak semua bangunan disini masih asli peninggalan Belanda Mr Obama, ada sebagian yang sudah di bangun ulang oleh Bupati Jayabaya" Pak wakil Bupati menjelaskan. Jayabaya hanya tersenyum-senyum bangga. Memang bangunan disini sudah banyak yang di pugar, seperti bangunan di sebelah pendopo, Gedung Setda dan Masjid serta gedung Bazda, semua adalah hasil perombakan Jayabaya. " Alun-alun juga saya yang merancang Mr Obama" Jayabaya menyahut bangga. "Well done" puji Obama. "
Mungkin karena lelah akibat pejalanan yang cukup jauh dan hari pertama mengantar Mr Obama di repotkan dengan urusan menghalau massa yang menyerbu, saya tertidur saat Obama sedang berbincang dengan Jayabaya ditemani Pak Wabup Amir Hamzah dan beberpa pimpinan SKPD, entah apa yang mereka bicarakan, hanya sekilas saya mendengar Obama berencana akan berinvestasi untuk memanfaatkan lahan tidur di Lebak dengan tanaman albasia. Obama juga menyampaikan bahwa ia salut atas kemajuan di bidang tersebut. Sayup-sayup saya juga mendengar, bahwa Obama akan meng-impor aspal (AMP) dari Lebak untuk kebutuhan penambalan jalan di Amerika. Tentu saja dari perusahaan milik keluarga Jayabaya. Setelah itu saya benar-benar pulas dan tidak mendengar apa-apa lagi. Sampai-sampai saya terusik oleh bunyi alarm, ternyata saya sudah tidak lagi di pendopo, saya ada di tempat tidur saya. Sempat saya mencari-cari "Obama ..Obama..kemana Obama, wah dia tidak ada disini".
Saya tidak mencarinya lagi, saat tersadar bahwa ternyata saya baru saja bermimpi. Huh mungkin karena lelah sejak sore tadi mengurus mobil di bengkel. Obama..Obama ternyata semua hanya mimpi. Lumayanlah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar