Dompet, uang tunai, KTP, ATM, STNK raib usai transaksi pembayaran soto.......binguuuuung
tidak satu rupiahpun tersisa, bagaimana bayar tol, bensin dan biaya hidup hingga akhir bulan? berhenti sampai disini....sampai tulisan ini ditulis ternyata tak terduga Rp. 450.000, tunggu cerita selanjutnya apa jawaban Allah pada kekhawatiranku tak memiliki apa-apa lagi ini? masihkah aku bisa menyambung hidup? aku yakin bisa
Minggu, Desember 20, 2009
Sabtu, Desember 19, 2009
BSD MALAM INI
Malam ini aku melihat bulan mengintip, tapi belum pasti ia melihatku yang sedang makan soto ayam lamongan di lapangan parkir BSD city, atau ada objek lain yang sedang ia amati. Atau jangan-jangan bulan sedang termenung diam dengan tatapan kosong, sementara sebenarnya akulah yang justru sedang mengintipnya sembari mengunyah ayam diantara kuah soto. Enak sekali makanan ini, entah karena aku lapar, atau sotonya memang diracik dengan bumbu proporsional lalu diolah oleh tangan terampil atau jangan-jangan bulanlah yang membuat segalanya menjadi nikmat dilidah. Hemm... jika memang karena bulan, aku ingin ditemani bulan sepanjang malam.
Bulan, aku ingin menulis angka sepuluh, angka sempurna itu dipunggungmu. Agar siapa saja yang menatap mendapati keutuhan dan kesempurnaan. Jika ia mendongak dalam keadaan sedih, seketika menjadi ceria. Jika tak sengaja menatapmu dalam keadaan marah, pupuslah angkara murka itu, berubah menjadi senyum kelembutan.
Bulan, mengapa kau hanya mengintip, datanglah mendekat, berucap satu kata, kata yang jika kau ucapkan gemuruh didada ini perlahan mereda. Bulan, mengapa engkau menjauh, kemarilah, mendekat. 5ekaplah tubuh ini, biarkan kutanggalkan selimut kesedihan yang membuatku merasa tak berguna selama ini.
Bulan, ulurkanlah tanganmu, biar aku remas lembut jemarimu. Biar aku merasa tak sendiri, larut dalam sepi dan keputusasaan. Bulan, aku tak punya kata-kata lagi, bulan...
Bulan, aku ingin menulis angka sepuluh, angka sempurna itu dipunggungmu. Agar siapa saja yang menatap mendapati keutuhan dan kesempurnaan. Jika ia mendongak dalam keadaan sedih, seketika menjadi ceria. Jika tak sengaja menatapmu dalam keadaan marah, pupuslah angkara murka itu, berubah menjadi senyum kelembutan.
Bulan, mengapa kau hanya mengintip, datanglah mendekat, berucap satu kata, kata yang jika kau ucapkan gemuruh didada ini perlahan mereda. Bulan, mengapa engkau menjauh, kemarilah, mendekat. 5ekaplah tubuh ini, biarkan kutanggalkan selimut kesedihan yang membuatku merasa tak berguna selama ini.
Bulan, ulurkanlah tanganmu, biar aku remas lembut jemarimu. Biar aku merasa tak sendiri, larut dalam sepi dan keputusasaan. Bulan, aku tak punya kata-kata lagi, bulan...
Jumat, Desember 18, 2009
MENCURIGAI KEKUASAAN ADA DI AUSTRALIA
Seorang teman yang kuliah di Australian National University mengabarkan kalau dia membaca buku Mencurigai kekuasaan di Perpustakaan Nasional di Australia. http://catalogue.nla.gov.au/Record/4696410 Link inilah yang di forwardkan ke email saya.
"Saya menemukan di katalog: terangnya. Wah sebagai penulis senang rasanya mendengar kabar ini. setidaknya ini menjadi motivasi untuk menyelesaikan buku selanjutnya. Semoga bisa selesai pertengahan tahun 2010.
"Saya menemukan di katalog: terangnya. Wah sebagai penulis senang rasanya mendengar kabar ini. setidaknya ini menjadi motivasi untuk menyelesaikan buku selanjutnya. Semoga bisa selesai pertengahan tahun 2010.
Kamis, Desember 17, 2009
TERLUPAKAN
Terlupakan dalam sebuah peran, memang tidak nyaman. "Udah capek-capek kerja dilupakan begitu saja". Memang dalam sebuah karya besar menyimpan kerja-kerja dan peran-peran kecil, besar, signifikan dan bisa jadi malah remeh temeh. Namun yang harus disadari adalah, benarkah peran kecil itu remeh temeh? Dari sudut apa kita memandang sesuatu itu remeh atau kecil? Bukankah tidak ada peran besar tanpa bantuan yang kecil?
Ada logika hitung-hitungan uang satu juta, tidak disebut satu juta jika kurang seratus rupiah. Mobil tidak dapat melaju tanpa bensin, itu artinya tidak ada peran besar kecil, yang ada peran yang berbeda namun sama pentingnya.
Bagi seorang yang memiliki ketulusan tinggi, pasti tak akan menghitung peran pribadi. Tercapai tujuanlah yang membuat seseorang yang ikhlas bekerja secara optimal. Tidak peduli meskipun akhirnya dilupakan, tidak pernah menyesal jika didalam karya besar tidak tercantum namanya, pun tak pernah meratapi jika kelak tak disebut namanya.
Ini pelajaran berharga dari air, ia terlibat dalam peristiwa besar berdirinya sebuah bangunan kokoh saat semen di aduk dan batu bata menempel erat. Tanpa air mustahil itu terjadi. Tapi air dilupakan, bahkan tak di ingat sama sekali. Yang dipuji
Justru genteng, kusen-kusen, keramik, pintu dan sesuatu yang nampak kemudian. Itulah peran yang dimainkan air, bisakah kita memerankannya? Hemm mengagumkan
Ada logika hitung-hitungan uang satu juta, tidak disebut satu juta jika kurang seratus rupiah. Mobil tidak dapat melaju tanpa bensin, itu artinya tidak ada peran besar kecil, yang ada peran yang berbeda namun sama pentingnya.
Bagi seorang yang memiliki ketulusan tinggi, pasti tak akan menghitung peran pribadi. Tercapai tujuanlah yang membuat seseorang yang ikhlas bekerja secara optimal. Tidak peduli meskipun akhirnya dilupakan, tidak pernah menyesal jika didalam karya besar tidak tercantum namanya, pun tak pernah meratapi jika kelak tak disebut namanya.
Ini pelajaran berharga dari air, ia terlibat dalam peristiwa besar berdirinya sebuah bangunan kokoh saat semen di aduk dan batu bata menempel erat. Tanpa air mustahil itu terjadi. Tapi air dilupakan, bahkan tak di ingat sama sekali. Yang dipuji
Justru genteng, kusen-kusen, keramik, pintu dan sesuatu yang nampak kemudian. Itulah peran yang dimainkan air, bisakah kita memerankannya? Hemm mengagumkan
KEJAHATAN
Tidak ada kejahatan absolute, itu yang terpikir tadi malam dalam lamunanku. Aku mendadak melamun sementara badan panas tapi menggigil. Tak bisa tidur karena perut juga terasa begitu perih. Lamunan hadir menerawang batas malam dan pagi. Malam sepi menjadi kian hening, karena lamunan mengacuhkan semua bunyi-bunyi.
Kadang aku merasa begitu marah dan muncul niat baik dalam benak ini. Kedua perpaduan rencana iblis dan malaikat itu bertarung setiap waktu. Dalam kemarahan, hatiku menolak, dan dalam kebaikan, nafsuku berontak. Terasa tak ada kebaikan dan kejahatan absolute. Semua berubah-ubah dan melekat pada jiwa-jiwa yang sama. Saat-saat paling menentukan adalah saat pertarungan saling tendang antara kejahtan dan kebaikan didalam benak dan fikiran. Jika yang satu kalah yang menang menguasai raga.
Kadang aku merasa begitu marah dan muncul niat baik dalam benak ini. Kedua perpaduan rencana iblis dan malaikat itu bertarung setiap waktu. Dalam kemarahan, hatiku menolak, dan dalam kebaikan, nafsuku berontak. Terasa tak ada kebaikan dan kejahatan absolute. Semua berubah-ubah dan melekat pada jiwa-jiwa yang sama. Saat-saat paling menentukan adalah saat pertarungan saling tendang antara kejahtan dan kebaikan didalam benak dan fikiran. Jika yang satu kalah yang menang menguasai raga.
Rabu, Desember 16, 2009
GEREM ASEM
Siapa yang menyangka banyak peristiwa besar terjadi dan ada hal-hal kecil yang menyertai. Misalnya, Proklamasi disusun ditengah kesibukan dan jeda waktu yang bekejaran. Adakah peran seorang OB yang membuatkan kopi. Atau adakah seorang cleaning service yang membersihkan kulit kacang setelah rapat para konseptor teks proklamasi yang kelak memerdekakan bangsa kita ini.
Adakah kita tahu, apakah ada peran seorang tukang ojek yang mengantarkan seorang aktivis pada peristiwa reformasi? Belum lagi sopir Kopaja atau Metro mini yang di carter mahasiswa saat demonstrasitahun 98 lalu, ingat jasa mereka?
Dan siapa menduga dengan sepiring nasi dan semangkuk gerem asem yang pedas siang ini, akan memunculkan ide revolusi di Gang Sepang. Dan dari situ perubahan besar dunia dimulai,lalu gerem asem kelak tidak diingat. Seperti sebatang rokok dilupakan sementara revolusi telah gagal.
Adakah kita tahu, apakah ada peran seorang tukang ojek yang mengantarkan seorang aktivis pada peristiwa reformasi? Belum lagi sopir Kopaja atau Metro mini yang di carter mahasiswa saat demonstrasitahun 98 lalu, ingat jasa mereka?
Dan siapa menduga dengan sepiring nasi dan semangkuk gerem asem yang pedas siang ini, akan memunculkan ide revolusi di Gang Sepang. Dan dari situ perubahan besar dunia dimulai,lalu gerem asem kelak tidak diingat. Seperti sebatang rokok dilupakan sementara revolusi telah gagal.
Senin, Desember 14, 2009
UANG ITU MERUBAH WATAK
Jogjakarta
Selasa, 14 Desember 2009
Pagi ini, tepatnya dari kemarin sore saya berfikir tentang uang. Sebuah alat tukar yang dapat diterima secara umum ini, kelak menjadi mujarab layaknya jimat yang dapat merubah pemiliknya menjadi sakti mandraguna. Dengan memiliki uang seseorang bisa kebal dari tuntutan hukum seperti halnya jimat yang dapat membuat pemiliknya kebal dari tebasan benda-benda tajam.
Tak hanya dapat menjadikan kebal, uang juga dapat menjelma sebagai alat yang merubah pemiliknya menjadi lebih percaya diri. Dengan percaya diri seseorang dapat menganggap sepele apapun yang dia hadapi, yang mahal bisa dibeli, yang jauh dapat di tempuh, yang tinggi dapat di daki dan yang dalam bisa diselami. wah dahsyatnya uang ya....Bagi orang yang tidak memiliki uang trip ke Jogja sudah terbayang lelahnya, mengendarai bus atau kereta ekonomi. Jauh, penuh sesak pula. Tapi bagi yang memiliki uang semua serba mudah. Belum lagi benda yang berat dengan uang bisa menjadi ringan.
Tidak salah ya, jika akhirnya orang yang memiliki uang seketika berubah watak menjadi lebih sombong dan arogan. Sebab, dengan memiliki uang seakan-akan manusia telah kehilangan rasa takut. Mau takut dengan siapa lagi? Kini, uang bisa menyelesaikan masalah kok! Bahkan orang yang punya uang sering dikawal oleh aparat keamanan, dicium tangannya oleh penegak hukum, dihormati, dipuja (sampai-sampai ada yang menjilat). Dahsyat nian.....Saya bahkan miris dan merasa ironi, sebab tak jarang karena uang seseorang bisa menindas rakyat sendiri untung melindungi para koruptor dan bangsa penjajah. Inilah episode dahsyatnya uang merubah watak.
Masih banyak lagi dahsyatnya uang......kita bisa lihat disekitar kita.
Selasa, 14 Desember 2009
Pagi ini, tepatnya dari kemarin sore saya berfikir tentang uang. Sebuah alat tukar yang dapat diterima secara umum ini, kelak menjadi mujarab layaknya jimat yang dapat merubah pemiliknya menjadi sakti mandraguna. Dengan memiliki uang seseorang bisa kebal dari tuntutan hukum seperti halnya jimat yang dapat membuat pemiliknya kebal dari tebasan benda-benda tajam.
Tak hanya dapat menjadikan kebal, uang juga dapat menjelma sebagai alat yang merubah pemiliknya menjadi lebih percaya diri. Dengan percaya diri seseorang dapat menganggap sepele apapun yang dia hadapi, yang mahal bisa dibeli, yang jauh dapat di tempuh, yang tinggi dapat di daki dan yang dalam bisa diselami. wah dahsyatnya uang ya....Bagi orang yang tidak memiliki uang trip ke Jogja sudah terbayang lelahnya, mengendarai bus atau kereta ekonomi. Jauh, penuh sesak pula. Tapi bagi yang memiliki uang semua serba mudah. Belum lagi benda yang berat dengan uang bisa menjadi ringan.
Tidak salah ya, jika akhirnya orang yang memiliki uang seketika berubah watak menjadi lebih sombong dan arogan. Sebab, dengan memiliki uang seakan-akan manusia telah kehilangan rasa takut. Mau takut dengan siapa lagi? Kini, uang bisa menyelesaikan masalah kok! Bahkan orang yang punya uang sering dikawal oleh aparat keamanan, dicium tangannya oleh penegak hukum, dihormati, dipuja (sampai-sampai ada yang menjilat). Dahsyat nian.....Saya bahkan miris dan merasa ironi, sebab tak jarang karena uang seseorang bisa menindas rakyat sendiri untung melindungi para koruptor dan bangsa penjajah. Inilah episode dahsyatnya uang merubah watak.
Masih banyak lagi dahsyatnya uang......kita bisa lihat disekitar kita.
Minggu, Desember 13, 2009
TEK TEK TEK TEK
Malam ini suara itu cukup mengganggu...Tek tek tek tek
Bukan bunyi kereta, bukan bunyi apa-apa
Tapi yang jelas bunyi yang meresahkan.
Tidak ada yang mengganggu selain dari bunyi Tek tek tek tek
Fikiranku teringat 5 tahun lalu, bunyi ini yang merubah segalanya.
Merubah laut menjadi daratan, merubah air menjadi api
merubah bahagia menjadi sedih..merubah tawa menjadi air mata
Tek tek tek tek
Bunyi itu seperti hantu....
Membunuh ceria
memancung cinta
membuat nyaris tak ada keramahan
Tek tek tek tek
Aku benci bunyi itu
Tek tek tek tek
Sudah...sudah aku tak mau dengar suara itu
Kututup telinga tapi masih saja ada
Tek tek tek tek
Aku menyerah dan terpaksa tetap kudengarkan
Bukan bunyi kereta, bukan bunyi apa-apa
Tapi yang jelas bunyi yang meresahkan.
Tidak ada yang mengganggu selain dari bunyi Tek tek tek tek
Fikiranku teringat 5 tahun lalu, bunyi ini yang merubah segalanya.
Merubah laut menjadi daratan, merubah air menjadi api
merubah bahagia menjadi sedih..merubah tawa menjadi air mata
Tek tek tek tek
Bunyi itu seperti hantu....
Membunuh ceria
memancung cinta
membuat nyaris tak ada keramahan
Tek tek tek tek
Aku benci bunyi itu
Tek tek tek tek
Sudah...sudah aku tak mau dengar suara itu
Kututup telinga tapi masih saja ada
Tek tek tek tek
Aku menyerah dan terpaksa tetap kudengarkan
Sabtu, Desember 12, 2009
MENGHIMPUN TENAGA
Tak habis-habisnya berfikir tentang bagaimana tenaga ini dapat terhimpun setiap harinya. Beranjak malam tenaga ini terasa terkikis habis, esok hari kembali terhimpun, menguat dan kembali menguatkan.
Bagaimana jika tenaga harus di beli? misalnya seperti kita mentop -up pulsa HP kita, diisi dengan kadar kemampuan kita. memang tenaga yang terhimpun didalam tubuh ini tidak menyusup gratis, tapi di beli dengan harga yang sesuai dengan yang kita butuhkan. Dari apa yang kita makan, dari apa yang kita minum dan dari asupan kita.
Setiap pagi saya menemukan tenaga, dan setiap pagi saya memikirkannya.....
Bagaimana jika tenaga harus di beli? misalnya seperti kita mentop -up pulsa HP kita, diisi dengan kadar kemampuan kita. memang tenaga yang terhimpun didalam tubuh ini tidak menyusup gratis, tapi di beli dengan harga yang sesuai dengan yang kita butuhkan. Dari apa yang kita makan, dari apa yang kita minum dan dari asupan kita.
Setiap pagi saya menemukan tenaga, dan setiap pagi saya memikirkannya.....
Jumat, Desember 11, 2009
KEKUATAN KATA-KATA
Pernahkah kita membayangkan bahwa kita dapat menciptakan tekhnologi yang dapat mengendalikan manusia untuk melakukan apa yang diinginkan? Seakan-akan tunduk dan patuh, layaknya remote control yang dapat mengendalikan televisi, memindahkan channel ke channel yang lain.
Stop, jangan lanjutkan dulu!
Tak usah terlebih dahulu berfikir soal tekhnologi apa? tapi sadarilah bahwa sejak lahir manusia memiliki potensi melekat. Potensi yang dapat mengontrol dan membuat orang lain terprogram seperti televisi dan remote control. Potensi itu adalah the power of word(kekuatan kata).
Bagaimana dengan kata-kata yang kita ucapkan dapat membuat orang marah, tersenyum, menangis, tertawa dan beragam respon. Tergantung dari kalimat apa yang keluar dari mulut kita. Inilah kekuatan kata yang bisa berdampak apapun. Inilah kata yang sepadan dengan remote control, bahkan lebih dahsyat.
Stop, jangan lanjutkan dulu!
Tak usah terlebih dahulu berfikir soal tekhnologi apa? tapi sadarilah bahwa sejak lahir manusia memiliki potensi melekat. Potensi yang dapat mengontrol dan membuat orang lain terprogram seperti televisi dan remote control. Potensi itu adalah the power of word(kekuatan kata).
Bagaimana dengan kata-kata yang kita ucapkan dapat membuat orang marah, tersenyum, menangis, tertawa dan beragam respon. Tergantung dari kalimat apa yang keluar dari mulut kita. Inilah kekuatan kata yang bisa berdampak apapun. Inilah kata yang sepadan dengan remote control, bahkan lebih dahsyat.
Langganan:
Postingan (Atom)